Periode Akhir Masa Demokarsi Terpimpin
Peristiwa tanggal 30 september 1965 ( malam ) dengan pembunuhan terhadap Jenderal- Jenderal, Panglima Angkatan Darat Letnan Jendral Ahmad Yani dan beberada Jenderal daputnya( Perlawanan revolusi) semakin menambah kerukunan ( suasana Politik nasional. Peristiwa / tragedy nasional ini melahirkan gerakan rakyat dengan demontrasi dari berbagai elemen masyarakat.
Demontrasi- demontrasi melanda tanah air, yang dilakukan oleh angkatan 66 KAMI ( Kesaksian Aksi Mahasiswa Indonesia ) maupun KAPPI ( Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia ), dengan tuntutan yang terkenal yang terkenal dengan sebutan TRITURA ( Trituntutan Rakyat): menteri- menteri PKI atau yang berindikasi PKI dipecat dari Kabinet (2) PKI dan Ormas ormasnya dibubarkan , dan Harga- harga harus diturukan
Tuntutan diatas dijawab oleh presiden dengan menyempurkan Kabinet Dwikora, lahirnya Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan ( 21 Pebruari 1966- 27 Maret 1966 ), Kabinet ini terkenal dengan nama Kabinet 100 Menteri dan dilantik oleh oleh Presiden 24 Februari 1966. Anggota Kabinet yang berindikasi PKI disingkirkan, walaupun belum memuaskan rakyat. Struktur cabinet 100 Menteri ini, tidak berbeda banyak dengan cabinet- Kabinet sebelumnya ( Kabinet Kerja III- Kabinet Dwikora). Akhirnya jawaban Presiden ini belum memuaskan rakyat dan mencapai puncaknya 11 Maret 1966.
Berdasarkan situasi yang kenegaraan yang demikian, maka May. Jend. Basuki Rachmat, Brig. Jend. Yusuf dan Brigjend. Amir Mahmud menghadap Pangad Letdjend. Soeharto, dirumah( sedang sakit ) kemuian ketiga pati tesebut diperintahkan menghadap Presiden di Bogor. Sekembalinya diJakarta membawa surat Perintah Presiden kepada Pangad. Let. Jend. Soeharto yang keudian dikenal dengan sebutan supersemar (surat Perintah Presiden Sebelas Maret 1966 ) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar